13 September 2007

KETIKA BAPAK DATANG

Akhirnya... inilah episode terakhir serial I Marisha Mama Gaul, pengen tau kisah lengkapnya, silahkan baca 6 episode sebelumnya... buat yang penasaran bagaimana ending serial ini, Selamat membaca

Sabtu pagi. Hari ini Bapak akan datang, karena besok Nara akan merayakan ulangtahunnya yang pertama. Aku sendiri sudah berhasil menurunkan beratku hingga 53 kg.. sebuah usaha yang kulakukan dengan sepenuh jiwa. Bukan hanya untuk suami, ataupun anakku, tapi juga buat diriku sendiri, agar jadi lebih sehat dan gaya. Iya… tak kupungkiri aku suka tampil lebih cantik seperti ini.

“Sha.. aku jemput Bapak dulu ya di Gambir, kamu di rumah aja sama Nara”
“Iya Mas… lagian aku belum selesai masak”
“Ya sudah aku berangkat dulu ya” Lalu Mas Abi pun pergi setelah mengecup pipiku.
“Hti-hati ya mas…” Kulambaikan tangan melepaskan kepergian Mas Abi dibalik kemudi CRV nya.


Stasiun Gambir 08.20
“Bapak….” Abi menghampiri dan mencium tangan laki-laki berumur yang baru saja turun dari kereta api.
“Abi… gimana kabarmu Nak” Bapak tampak gembira telah berhasil menemukan menantunya.
“Alhamdulillah baik pak…”
“Nara dan Marisha gimana?”
“Nara sehat Pak… sekarang sudah bisa jalan, dan Marisha berkat saran Bapak.. dia sudah mulai kembali seperti dulu”
“Maksudmu gimana tho Bi”
“Bapak ingat waktu saya dulu cerita… saya cemas melihat Marisha yang jadi lebih apatis dan cuek pada dirinya setelah melahirkan Nara”
“Oh ya..ya… waktu kamu dulu jemput Marisha sama Nara dari Batu buat pindah ke Jakarta itu, Bapak sendiri juga merasakan hal yang sama Bi?”
“Iya pak… kata Bapak perubahan itu kan hanya bisa terjadi kalau ada niat dari diri Marisha sendiri”
“Iya Bapak masih ingat itu..”
“Dan Bapak juga bilang… Niat itu harus dibangunkan dengan rangsangan yang tepat, supaya mengena dan menyadarkan orang dari comfort zone nya”
“Tepat sekali itu Bi…”
”Dan menurut Bapak… pandangan negative orang lah yang paling ditakuti Marisha, yang akan membuatnya terbangun dari comfort zone itu”
“Lalu..lalu… ah kamu ini memang pandai membuat Bapak penasaran”
“Bagaimana kalau kita istirahat sebentar di Coffeshop itu Pak”
“Wah ide bagus itu Bi… Bapak perlu ngopi dulu sebelum ketemu Marisha. Istrimu itu selalu saja melarang Bapak minum kopi…”
“Hahaha… itu kan demi kebaikan Bapak, supaya Bapak lebih sehat”
“Iya… iya.. kamu jangan ikut-ikutan istrimu juga”
Lalu kedua laki-laki itu duduk di salah satu meja yang ada di Gambir CoffeShop. Sambil menikmati secangkir kopi dan resoles yang masih hangat keduanya melanjutkan cerita mereka tadi.
“Lalu gimana ceritamu tadi…”
“Setelah kami sampai di Jakarta, saya terus memikirkan kata-kata Bapak. Mencari cara yang tepat agar Marisha dapat lepas dari comfort zone nya… dan saya menemukan ide gila pak” Cerita Abi dengan gayanya yang tenang.
“Maksudmu…”
“Saya membayar tiga orang khusus untuk menjalankan misi saya itu pak, istri salah satu anak buah saya di Kantor, yang bernama Lisa… lalu Pak Barata, Satpam komplek dan Bu Maemunah yang juga istri Pak Barata yang satpam itu”
“Buat apa kamu bayar orang-orang itu Bi?” Bapak masih juga tak mengerti kemana alur pembicaraan Abi
“Buat membangunkan Marisha dari comfort zone nya Pak… saya suruh mereka untuk membuat negative perception atas Marisha, menganggap Marisha pembantu saya bukannya istri saya pak..”
“Hah… kamu ini ada-ada saja”
“Tapi cara itu berhasil lho pak, apalagi setelah kehadiran sahabat kecil Marisha si Diandra… Bapak masih inget toh?”
“Oh teman Marisha di acara putrid-putrian itu…”
“Iya Pak… setelah melihat penampilan Marisha, Diandra mati-matian menyuruh Marisha berubah… setelah mengalami tiga peristiwa sebelumnya, hal ini makin menguatkan tekad Marisha untuk berubah” Kini Abi tersenyum puas karena rencananya telah berhasil dilaksanakan.
“Hahaha… kamu sama Marisha memang cocok Bi, sama-sama gendheng* sudah ayo kita sekarang pulang… Bapak kangen lihat anak manja itu, tapi Bapak lebih kangen sama cucuku…” Lalu laki-laki tua itu berdiri, sambil masih mengulum senyum dan geleng-geleng kepala mengingat kisah gila dari menantunya. Abi pun bergegas mengikuti langkah Bapak sambil sibuk menarik koper dan mengangkat dus oleh-oleh. Hari ini terasa begitu indah untuknya. (TAMAT/kie)

No comments: