12 September 2007

REVOLUSI MARISHA

ciaa... akhirnya sampai juga di episode ke enam, tinggal satu episode lagi lho sebelum akhirnya kisah Marisha si Mama Gaul seri pertama ini tamat... nah biar bacanya lebih lega, jangan lupa 4 episode sebelumnya dihapal dulu... hihihi, emang mau ulangan... hahaha masih musim ya ulangan. Oke selamat membaca ya...

Maka keesokan harinya dimulailah penyusunan Rencana Anggaran Pembelanjaan untuk mensukseskan program perubahan besar-besaran yang akan kualami. Kususun daftar barang-barang yang kubutuhkan untuk mensukseskan rencana ini. Dan sabuk bergetar yang dapat menguruskan pinggang agar seramping Artika Sari Devi adalah Must have item.

Diandra dengan sigap mendaftarkanku pada sebuah Catering khusus Diet. Konon kabarnya pemilik catering ini adalah salah satu laki-laki pemuja Diandra, aku sih hepi-hepi saja itu artinya aku tak perlu repot-repot menghitung kalori makanan yang masuk ke tubuhku. Terutama setelah Romi, kawanku yang dokter gizi menyatakan bahwa menu ini cukup sehat bagi aku Ibu yang sedang menyusui.

Tak hanya catering sehat. Dua hari kemudian Diandra mengirimkan hadiah yang sangat berarti untukku. Namanya Mbak Atun, wanita setengah baya asal Tegal yang terlihat ramah dan bersedia menjadi asisten rumah tanggaku. Berkat kehadiaran Mbak Atun aku jadi punya waktu lebih banyak untuk mengikuti gerakan Senam Body Language ala Berty Tilarso melalui DVD yang ada di rumah. Sekali-sekali aku juga mengikuti gerakan-gerakan sederhana Yoga, tapi itu lebih banyak kulakukan saat Diandra sengaja datang ke rumah untuk menjadi instrukturku.

Nara juga nampaknya sangat mengerti usaha mamanya, setiap kali aku senam dia tidur dengan nyenyak. Kalaupun bangun dia biasanya dia akan duduk melihatku sambil bertepuk tangan, sungguh lucu sekali. Mas Abi juga tidak kalah hebat dalam mendukungku, setiap hari sabtu dia sengaja menawarkan diri untuk menjaga Nara dan menyuruhku pergi ke salon yang direkomendasikan Bu Laksmi, Salah satu salon terbaik dengan pelayanan yang memuaskan. Hasilnya pun membuatku cukup takjub. Rambutku kini terlihat lebih indah dan stylist, kulitku juga sudah mulai semulus saat masih remaja, tak hanya itu kuku kaki dan tanganku juga secara rutin menjalani perawatan.

Sumpah…tak ada revolusi yang mudah dijalani. Termasuk niat suciku untuk tampil lebih cantik dan menarik. Aku sering kali tergoda makan ini dan itu di malam hari, maklumlah setiap kali Nara habis menyusu aku sering kali dihajar rasa lapar yang teramat sangat. Tapi semua itu soal terbiasa, saat lapar sudah menjadi bagian hidup, lama-lama aku mulai dapat mengendalikan perasaan ini.
Dan aku pun mulai berubah, memasuki minggu keempat beratku mulai turun 3,5 kg. Dan pada bulan ketiga beratku sudah mencapai angka 57 kg alias sudah 13 kg lebih ringan dari beratku sebelum memulai program ini. Beberapa baju-baju atasan sudah mulai dapat kugunakan kembali. Aku jadi lebih semangat dan bahagia dengan perubahan ini. Dan Mas Abi bilang, aku kelihatan makin seksi..pujian yang membuatku GR setengah mati.

Aku semakin bersemangat, apalagi Bapak berjanji akan datang ke Jakarta di saat Nara ulangtahun nanti. Dan itu artinya waktuku kurang 2 bulan lagi. Aku ingin menunjukkan ke Bapak, aku sudah berubah sejak terakhir kali meninggalkan Batu, namun lebih dari itu aku juga ingin membuat Bapak bangga bahwa gadis kecilnya ini terus berusaha menjadi perempuan sebaik Ibu.(bersambung)

No comments: